Bagaimana solusi PBB dalam dalam rangka menghentikan agresi militer belanda I
Sejarah
Laudyacleo144
Pertanyaan
Bagaimana solusi PBB dalam dalam rangka menghentikan agresi militer belanda I
1 Jawaban
-
1. Jawaban diahviolin
Kelas: IX
Mata pelajaran: Sejarah
Materi: Perjuangan Kemerdekaan
Kata kunci: Komisi Tiga Negata
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan dua jawaban:
Jawaban pendek:
Solusi PBB dalam dalam rangka menghentikan agresi militer Belanda I adalah dengan membentuk Komisi Tiga Negara untuk menghentikan konflik bersenjata dan mendorong adanya perundingan, yang menghasilkan Perundingan Renvile.
Jawaban panjang:
Agresi Militer Belanda I, atau yang disebut dengan Operatie Product dalam Bahasa Belanda, adalah serangan Belanda untuk mencoba menguasai kembali Indonesia. Serangan ini terjadi pada 21 Juli hingga 4 Agustus 1947. Serangan ini dipicu oleh kegagalan penerapan hasil Perundingan Linggajati, terutama mengenai saling serang antara pasukan Belanda dan Indonesia meski secara resmi ada gencatan senjata.
Akibat serangan ini, wilayah-wilayah penting di Sumatra dan Jawa dikuasai Belanda. Namun tentara Indonesia twrus melakukan serangan gerilya.
Melihat kondisi ini Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan beberapa resolusi untuk menghentikan konflik. Resolusi ini terutama adalah Resolusi PBB nomor 31 yang dikeluarkan pada 25 Agustus 1947. Resolusi ini mendirikan komite untuk menengahi konflik antara Belanda dan Indonesia, yang disebut dengan Good Corporate Committee (GOC), namun di Indonesia lebih dikenal dengan Komisi Tiga Negara. Komisi ini terdiri dari tiga negara anggota: Australia (dipilih oleh Indonesia), Belgia (dipilih oleh Belanda), dan Amerika Serikat (dipilih oleh keduanya).
Komisi melakukan pengamatan dan intermediasi yang kemudian berujung pada Perjanjian Renvile.
Perjanjian Renvile mengakui kedaulatan Indonesia namun juga mengakui penguasaan Belanda atas wilayah yang diduduki sebagai hasil Agresi Militer I. Perjanjian ini juga menetapkan pembentukan Republik Indonesia Serikat.
Keputusan perjanjian ini tidak mengakhiri perselisihan dan akhirnya berujung pada Agresi Militer Belanda II.